1.
PENGERTIAN BUDAYA ORGANISASI
Dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya yang
diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik
dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan masyarakat
satu dengan yang lain dalam cara berinteraksi dan bertindak menyelesaikan suatu
pekerjaan. Budaya mengikat anggota kelompok masyarakat menjadi satu kesatuan
pandangan yang menciptakan keseragaman berperilaku atau bertindak. Seiring
dengan bergulirnya waktu, budaya pasti terbentuk dalam organisasi dan dapat
pula dirasakan manfaatnya dalam memberi kontribusi bagi efektivitas organisasi
secara keseluruhan. Jadi, budaya organisasi
merupakan sistem nilai organisasi yang dianut oleh
anggota organisasi
dan akan mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari para anggota
organisasi.
2. Fungsi Budaya
Organisasi
Fungsi budaya organisasi sebagai berikut :
a.
Budaya menciptakan
pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.
b.
Budaya membawa
suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
c.
Budaya
mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada
kepentingan diri individual seseorang.
d.
Budaya merupakan
perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan
standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
e.
Budaya sebagai
mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta
perilaku karyawan.
3.
Ciri-ciri Budaya Organisasi
Ciri-ciri budaya organisasi ada 7 macam, yaitu :
a.
Inovasi dan
pengambilan resiko. Sejauh mana karyawan didukung untuk menjadi inovatif dan
mengambil resiko.
b.
Perhatian
terhadap detail. Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan kecermatan,
analisis dan perhatian terhadap detail.
c.
Orientasi hasil.
Sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang
digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
d.
Orientasi orang.
Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek pada orang-orang di dalam
organisasi itu.
e.
Orientasi tim.
Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, ukannya individu.
f.
Keagresifan.
Berkaitan dengan agresivitas karyawan.
g.
Kemantapan.
Organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi yang sudah baik.
4.
Tipopologi Budaya Organisasi
Ada
beberapa tipologi budaya organisasi yaitu budaya kuat dan budaya lemah; budaya
yang memiliki kecocokan strategik; dan budaya adaptif. Organisasi budaya yang
kuat adalah budaya di mana nilai-nilai inti dipegang secara intensif dan dianut
bersama secara meluas. Makin banyak anggota yang menerima nilai-nilai inti dan
makin besar komitmen mereka pada nilai-nilai itu, maka makin kuat pula budaya
tersebut. Sedangkan organisasi yang berbudaya lemah, nilai-nilai yang dianut sangat lemah sehingga
jatidiri organisasi tidak begitu menonjol dan kemungkinan besar nilai-nilai
yang dianut pun berubah setiap pergantian pimpinan atau sesuai dengan kebijakan
pimpinan yang baru.
Selanjutnya karakteristik budaya
organisasi adalah sebagai berikut:
a.
Peraturan-peraturan
perilaku yang harus dipenuhi
b.
Norma-norma
c.
Nilai-nilai yang
dominan
d.
Filosofi
e.
Aturan-aturan
f.
Iklim organisasi.
Semua karakteristik budaya organisasi
tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, dalam arti bahwa
unsur-unsur tersebut mencerminkan budaya yang berlaku dalam suatu jenis
organisasi, baik yang berorientasi pada pelayanan jasa maupun organisasi yang
menghasilkan produk barang.
5.
Kreatifitas Individu dan Team Proses Inovasi
Kreativitas
dengan inovasi itu berbeda. Kreativitas merupakan pikiran untuk
menciptakan sesuatu yang baru, sedangkan inovasi adalah
melakukan sesuatu yang baru. Hubungan keduanya jelas.
Inovasi merupakan aplikasi praktis dari kreativitas. Dengan kata lain,
kreativitas bisa merupakan variabel bebas, sedangkan inovasi adalah variabel
tak bebas. Dalam praktek bisnis sehari-hari, ada perencanaan yang meliputi
strategi, taktik, dan eksekusi
Tak
ada perusahaan yang mampu berinovasi secara konsisten tanpa
dukungan karyawan yang bisa memenuhi tuntutan persaingan. Perusahaan-perusahaan
inovator sangat memperhatikan masalah pelatihan karyawan,
pemberdayaan, dan juga sistem reward untuk meng-create daya pegas inovasi.
Benih-benih inovasi akan tumbuh baik pada perusahaan-perusahaan
yang selalu menstimulasi karyawan, dan mendorong ke arah
ide-ide bagus. Melalui program pelatihan, sistem reward, dan komunikasi,
perusahaan terus berusaha untuk mendemokratisasikan inovasi.
Sumber :